Global Var

Leader yang Sip

Ilustrasi foto disadur dari http://www.linkedin.com
          Tidak ada lagi yang meragukan kesulitan menjadi leader atau pemimpin. Karena semua orang tahu, bagaimnapun juga pemimpin mempunyai tanggung jawab penuh atas apa atau siapa yang dipimpin. Jika ada yang berkeyakinan bahwa menjadi pemimpin itu mudah, maka dapat dipastikan adanya dua alasan. Yang pertama leader-leaderan atau pemimpin yang bukan pemimpin, dan yang kedua merupakan suatu penilaian atau subjektifitas seorang yang berskill tinggi tentang dunia kepemimpinan.

          Bagaimanapun, sesuai dengan tingkat kesulitannya, tentunya posisi pemimpin juga berada pada titik yang tinggi dan penting. Seorang pemimpin yang terampil dalam profesinya, maka, selain mempunyai banyak trik-trik untuk mengarahkan anggotanya, juga akan disenangi dan disegani oleh anggotanya tersebut. Mengapa? Karena mereka adalah pemimpin yang pemimpin. Istilahnya mereka adalah Leader yang Sip. Selain dirinya secara objek sebagai pemimpin, ia juga mempunyai jiwa kepemimpinan, dan sikap kepemimpinan yang baik. Maka tidak heran jika pemimpin yang baik akan gampang dihormati oleh anggotanya. Karena mereka memang pantas dan punya modal untuk dihormati.

          Semakin tinggi derajat seseorang, maka akan semakin tinggi pula cobaan seseorang. Jangan dikira tugas pemimpin hanya memimpin, membagi tugas, mengoprak-oprak atau mendorong anggotanya agar lekas menyelesaikan tugasnya masing-masing. Nyatanya jelas tidak seperti itu. Seorang pemimpin, adalah orang yang harus bertanggung jawab ketika anggotanya tidaak mampu menyelesaikan tugas yang sedang diembannya. Seorang pepimpin, adalah orang yang bertanggung jawab menumbuhkan semangat kerja anggota yang berada dibawah pimpinanya.

          Cobaan kedua adalah cobaan yang biasanya dapat digolongkan sebagai penyakitnya pemimpin. Apa lagi jika bukan sikap sombong dan sok berkuasa. Semakin tinggi dan canggih kedudukan seseorang, maka setan yang mengganggunya juga adalah setan yang telah bertaraf leader. Jangan dikira yang mampu mempengaruhi pemimpin adalah setan yang sama dengan setan yang mengganggu anggota. Dengan kekuasaannya, maka sering kali pemimpin bersikap sombong dan merasa menguasai anggotanya sehingga ia memperlakukan anggotanya sebagai pembantunya. Padahal tentu saja, hubungan antara pemimpin dan anggota tidak sama dengan hubungan antara majikan dan pembantunya.

          Dibalik kesulitan dan cobaan-cobaan itu, dapatlah kita gambarkan bahwa pemimpin membutuhkan skill atau kemampuan yang istimewa agar bisa menggerakkan hati anggotanya dalam memimpin. Selanjutnya, pemimpin harus mempunyai rasa percaya diri dan motivasi diri yang tinggi, karena sebagai penggerak, pemimpin juga berperan sebagai kaca bagi orang yang dipimpin. Gampangnya, anggota akan ikut merasakan atmosfir motivasi hasil cerminan dari orang yang menjadi pemimpin mereka.

          Dalam agama Islam disebutkan bahwa musuh terbesar kita adalah bukan orang lain, tapi adalah diri kita sendiri, nafsu kita, keinginan kita yang terkadang terlalu aneh, muluk-muluk dan tidak masuk akal. Dalam dunia kepemimpinan, maka seorang pemimpin dapat menggunakan keyakinan ini sebagai motivasi dirinya untuk tidak mengeluh dan tetap dalam kepercayayaan yang tinggi. Dari sini juga dapat kita pelajari bahwa sesulit-sulitnya mengatur orang lain, masih lebih sulit mengatur dan mengendalikan diri sendiri.

          Maka, ketika kita telah merasa bisa mengendalikan diri sendiri, jangan takut jika harus menjadikan diri sebagai pemimpin. Asal mempunyai material-material yang menjadi syarat untuk menjadi Leader yang Sip.