Global Var

Filosofi Hidup Tukang Parkir


          Belajarlah dari tukang parkir. Kau tau kawan? Betapa menarik dan terpujinya prinsip hidup tukang parkir. Profesi yang dalam sejarahnya dipandang sebagai profesi yang ‘semua orang pun bisa’ melakukannya tanpa harus belajar ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, kalkulus, kepribadian, dan hal-hal yang memaksa berputarnya otak untuk mempelajarinya. Kau tahu kawan? Profesi yang pada umumnya dipandang sebagai suatu profesi yang bersifat rendahan, dan hampir semua orang tak ingin dirinya mempunyai profesi ini.
          Belajarlah dari prinsip hidup tukang parkir. Kenapa? Karena. Sebanyak-banyaknya kendaraan yang ada dalam genggamannya, mereka tetap mempunyai keyakinan bahwa barang yang ada dalam genggamanya tersebut adalah barang titipan dari tuannya. Coba kita terapkan dalam kehidupan nyata kita. Seandainya setiap orang dapat menerapkan prinsip hidup tukang parkir yang pertama ini, tak akan ada orang tamak. Sebanyak apapun harta yang dimiliki seseorang, orang tersebut akan sadar bahwa semua itu hanyalah titipan Tuhannya. Mereka akan sadar bawa dalam hakikatnya mereka tidak punya apa-apa di dunia ini. Dan semua hanyalah milik Allah SWT.
          Belajarlah dari tukang pakrir. Mengapa? Karena, tukang parkir selalu mempunyai tanggung jawab tinggi terhadap barang yang menjadi titipan tuannya. Tukang parkir selalu menjaga barang titipan tersebut seperti barangnya sendiri. Mereka tak akan rela ketika ada orang yang ‘menyakiti’ barang titipan tuannya. Mereka akan marah, atau bahkan mengamuk kepada setiap orang yang mencoba untuk mengusik kenyamanan barang tuannya. Dalam kehidupan nyata, begitu banyak manusia yang kerap menyia-nyiakan barang titipan Tuhannya. Setiap orang tersebut, beranggapan bahwa barang yang mereka genggam adalah sepenuhnya milik sendiri. Sehingga mereka merasa semua kekuasaan dan keputusan ada dalam tangannya dan bisa sesuka hati untuk menyia-nyiakan barang yang ada dalam genggamannya,yang akhirnya akan menjadikan bibit-bibit sifat tamak tumbuh dalam diri orang tersebut. Mari kita bayangkan, ketika semua orang mempunyai prinsip hidup tukang parkir yang satu ini, maka semua orang akan memelihara barang titipan Tuhannya dengan sebaik mungkin, dengan tanggung jawab tinggi dan dengan penuh kasih sayang tentuntunya. Karena apa? Karena, jika seseorang mencintai dan menyayangi sesuatu, maka orang tersebut juga akan menyayangi sesuatu yang menjadi bagian dari barang yang ia cintai. Dalam hal ini, ada kata-kata bijak arab yang menyebutkan bahwa ‘Man ahabba syaian, fahuwa ‘abduh’. Maka, ketika seseorang mencintai Tuhannya, mereka juga akan rela untuk menjadi ‘budak’ Tuhannya dengan menjaga titipanNya sepenuh hati.
          Kawan, belajarlah dari prinsip hidup tukang parkir. Mengapa? Mereka tak pernah mengeluh ketika ‘tuhannya’ mengambil kembali barang yang ia miliki. Kapanpun itu. Tak ada sakit hati san amarah dalam dirinya ketika barangnya diambil kembali oleh sang pemilik hakikat barangnya. Coba renungkan, ketika seseorang menangis, menjerit dan mengamuk atas ketakrelaannya akan barang yang dimilikinya ketika diambil oleh Tuhan. Mereka meruntuk, mencela, bahkan beranggapan bahwa Tuhan tak pernah berpihak padanya, Tuhan tak adil, dan Tuhan tak mau mendengar doanya. Hay! Ketika kita beranggapan bahwa Tuhan tak mau mendengar kita, tanpa kita sadari kita telah melecehkan diri kita sendiri. Mengapa? Karena ketika ada seseorang yang menghujat Tuhannya dengan dalih Tuhan tak meu mendengar doanya, orang tersebut akan memandang jika doanya selama ini adalah sia-sia belaka. Lalu apa arti doa kita selama ini? Apa arti dari usaha kita selama ini? Bukankah dengan begitu, kita menganggap diri kita sendiri melakukan suatu hal yang sarat akan kesia-siaan? Hey bung! Orang mana yang mau dilecehkan? 
          Ingatlah kawan, Tuhan selalu ada untuk kita. Siapapun itu. Tak memandang apakah ia presiden ataupun tukang jualan dendeng, mentri ataupun petani, bahkan juga pengemis. Sekarang, tinggal kita menyikapinya seperti apa. Apa kita akan menerima dan merengkuh pelukanNya atau malah lari menjauh dariNya. Tak ada cerita yang menyatakan bahwa Tuhan menjauhi makhluknya, karena yang ada adalah sebaliknya, bahwa makhluk seringkali lupa pada Sang Khalik. So, tak ada alasan untuk mengeluh. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari segala hal. Dengan satu syarat tentunya, yaitu “ketika kita mau memandang suatu hal entah itu hal baik maupun hal buruk dari sisi positifnya” 
Juragan Harisbroo

tukang parkir tidak ikut merasakan barang yg dititipinya..

Juragan Unknown

MARKIR JADI TAMBAH SEMANAGAT ABIS BACA INI..!!!

Juragan Unknown

Sya smkin smangat