Global Var

Bahkan untuk membuat judulpun, aku tak bisa

Ah, aku selalu kecanduan untuk mengungkapkan isi hatiku melalui tulisan. Menggunakan rangkaian huruf-huruf, angka serta aksesorisnya yang aku pinjam dari guru SD-ku, sembilan tahun yang lalu. Huruf-huruf itu, aku memujanya dan kusebut serta kurangkai berhari-hari. Hanya untuk satu tujuan; untuk meneriakkan golak hati yang tak sempat terkatakan, untuk mecurahkan maksud pikiran yang tak pantas tersalurkan oleh lidah yang meruncing.

Tapi apa? Aku tak menghasilkan satupun tulisan yang aku ingini. Pikiranku selalu berkecamuk dengan bahan-bahan adonan yang akan kucetak dalam rangkaian kata, tapi tak jua tertuang. "Mungkin salurannya tersumbat," kata salah satu sudut pikirku. Oh, aku meradang.

Tak cukup satu atau dua kali saja. Tanganku menari-nari diatas tuts-tuts keyboard PC-ku dan berakhir dengan tekanan lama pada tombol Backspace atau Delete. Ah, ada apa denganku? Aku ingin menulis seperti biasanya, namun aku telah ditinggal oleh kata-kata yang kerap kugunakan untuk mengungkap rasa. Aku ingin menulis, untuk sekedar kujadikan sebagai media terapi hati dan fikiran ketika terapi-terapi lain sungguh telah tidak efektif untuk mengorek suasana hati.

Disuatu kesempatan, seperti saat ini, aku mencoba untuk melupakan tombol backspace atau delete. Kubuat rangkaian psikomotorku lupa dengan dua tuts itu, tapi justru otakku yang berbicara. Meneriakiku seperti orang gila. Ah, tulisan macam apa ini? Sungguh monoton dan tak berguna. Maksudku untuk menuliskan ini, tapi mengapa yang keluar justru ini? Oh, aku menyerah.

Kututup paksa keinginanku untuk menulis dengan otak, dan akhirnya terangkailah tulisan ini dengan hati. Karna menulis juga bisa kita pusatkan dari hati. Tinggalkan otak sejenak jika memang merasa jenuh, dan berselingkuhlah dengan hati.