Mungkin
anda mengira jika yang akan tersaji dalam tulisan saya kali ini adalah cara-cara
meracik bumbu dengan segala aksesoris dan prosedurnya. Seperti 3 siung bawang
merah, satu sendok merica bubuk, atau satu piring penuh penyedap makanan, yang
biasanya ditambahkan dengan tujuan untuk mempersedap makanan di lidah, bukan.
Anda salah besar.
Sore
itu, saya sedang berkemas setelah mengadakan pelatihan. Sebagai manager
pelatihan, tidak etis rasanya jika saya pulang mendahului anggota-anggota tim
saya. Secara saya bekerja, membingungkan tetek-bengek masalah yang ada dan
berlangsung selama pelatihan, akhirnya saya lupa dengan kewajiban saya
mengurusi perut saya yang sebenarnya telah meronta-ronta.
Sekitar
jam 4 sore setelah pelatihan selesai, ternyata ada nasi kotak yang tersisa yang
akhirnya saya santap ditempat. Setelah saya buka, menunya cukup istimewa; nasi
putih, sayur, dilengkapi dengan ayam kecap bumbu pedas. Secara umum, jelas
masakan tersebut terasa sangat enak di lidah setiap orang, kecuali orang yang
memang tidak suka dengan menu tersebut, contohnya saya. Tapi dengan lahap, saya
sukses memindahkan isi kotak makanan tersebut ke dalam perut saya dengan jangka
waktu sesingkat-singkatnya. Woow. Amazing.
Setelah
hanya tinggal satu suap saja di tangan saya, saya baru menyadari jika saya
makan dengan jangka waktu yang tidak lumrah. Istilahnya waktu yang saya
pergunakan untuk makan 3X lebih cepat dari waktu yang biasanya saya pergunakan
di saat-saat normal. Apalagi dengan porsi jumbo plus menu yang sebenarnya tidak
saya sukai tersebut. Benar-benar SS alias Super Sekali.
Serampungnya
meneguk segelas air mineral yang sebelumnya sudah saya siapkan disamping saya,
saya sedikit berfikir dan merenung sambil tersenyum. Dari proses yang
melelahkan dan melaparkan pada hari itu, saya mendapatkan ilham berupa teori
baru yang nantinya akan menjadikan suatu pelajaran berharga bagi saya. Saya
tersenyum simpul dan melanjutkan perjalanan saya pulang.
Sesampainya
di rumah, saya bertanya kepada teman sekamar saya;
"Mbak,
tau nggak resep masakan enak itu yang seperti apa?" saya memulai
percakapan.
"Ndak,
wong masak saja saya ndak bisa kok"
"Mau
ndak saya kasi tau resepnya apa?"
"Memangnya
apa?"
"KELAPARAN"
Dan
teman kamipun bersama-sama menyunggingkan seulas senyuman.
Posting Komentar