Global Var

BTB (Bukan Tulisan Biasa)


Berangkat dari gambar yang berisi tulisan diatas, saya seakan mendapat suatu tamparan. Bahwa menulis itu mempunyai makna, menulis itu punya arti, dan menulis itu punya tujuan. menulis tak hanya sukur menorehkan bolpoint atau memencet tombol dari berbagai macam huruf serta angka tanpa aturan, menulis bukan hanya suatu aktifitas yang hanya sekedar memerlukan suatu kerja motorik manusia. Tapi menulis butuh fikiran, menulis butuh hati, menulis butuh cinta, dan menulis butuh ketulusan.
Mengapa menulis butuh pikiran? Kalian tahu menjadi apa fikiran dalam diri kita? Ya, fikiran adalah raja diri kita. Raja yang mengatur apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita masukkan dalam otak, apa yang perlu dikeluarkan oleh otak, dan apa yang bisa disaring oleh otak. Fikiran tahu mana yang bagus dan mana yang jelek. Fikiran tahu mana yang masuk akal dan mana yang tak dapat dijangkau oleh akal, dan fikiran tahu bagaimana cara melakukan suatu hal.

Menulis butuh hati, kenapa? Karena menurut saya, hati berkedudukan sebagai penasihat dalam diri penulis. Bagaimana mungkin kita melakukan suatu tindakan yang didalamnya tak ada peran penasehat? Bagaimana jadinya jika kita menulis tanpa dampingan hati? Mungkin akan banyak perasaan yang terluka akan tulisan kita. Mungkin juga akan banyak yang menjuluki tulisan kita sebagai tulisan yang tak berguna, tak bermanfaat dan atau bahkan menyesatkan? Sepintar-pintarnya atau sehebat-hebatnya raja, bahkan masih membutuhkan seorang penasehat yang akan mengendalikan pikiran yang terkadang tidak punya batasan baik dan buruk, tidak punya batasan norma dan tidak punya batasan jangkauan.

Mengapa menulis butuh cinta? Bayangkan jika menulis adalah sesuatu yang anda cintai. Bagaimana perasaan anda ketika bertemu dengan sesuatu yang anda cintai? Bagaimana cara anda memperlakukan sesuatu yang anda cintai? Ada sebuah dalih tentang kebutaan cinta yang berbunyi "Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka sesungguhnya ia adalah budak dari sesuatu yang dicintainya". Akankan seorang budak memberikan sesuatu yang tidak istimewa kepada majikannya? Akankah budak akan menyuguhkan sesuatu yang tidak enak dipandang atau dirasa kepada majikannya? Jawabannya singkat : TIDAK!

Menulis bututuh ketulusan. Mengapa? Tidak, mungkin bukan hanya ketulusan, tapi keridhoan. Kalian tahu apa perbedaan dan tingkatan kesabaran? Tingkatan-tingkatan tersebut dapat kita umpamakan sebagai berikut : Sabar adalah keadaan dimana kita ketika menerima suatu pukulan, kita diam tak merespon suatu apa, meskipun sebenarnya kita merasa jengkel misalnya, atau marah? Ikhlas adalah suatu keadaan dimana kita saat menerima pukulan, kita justru tersenyum pada si pemukul dengan tak ada rasa dongkol atau marah didalamnya. Diatasnya iklhas ada Ridho, adalah situasi dimana kita ketika menerima suatu pukulan, kita malah tersenyum dan meminta untuk kembali dipukul, karena senangnya mendapat pukulan pastinya*. Sekarang jika kita singkronkan dengan menulis. Kita akan merasa ingin terus menulis dan mengembangkan tulisan kita. Ibaratkan menulis adalah suatu cobaan, oraang yang ridho akan menginginkan untuk segera menerima 'cobaan' susulan setelah dapat menyelesaikan cobaan yang pertama, dan seterusnya.
Pada intinya adalah kembali pada satu topik awal bahwa fikiran, hati, cinta dan ketulusan yang kita torehkan bersama tinta tulis kita adalah suatu rangkaian yang akan mengantarkan tulisan kita menjadi suatu karya yang tidak akan mati ketika bahkan sang penulis telah mati berjuta tahun kemudian. Selain itu seperti tujuan awal dari suatu gamabar yang berisi tulisan diatas, bahwa tulisan yang kita tuju adalah suatu tulisan yang akan mengantarkan kita pada suatu kebahagiaan di akhirat kelak. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti ~ Ali bin Abi Thalib.

Bangkit dari 'KUBUR'

Gambar disadur dari mesin yang biasanya kita anggep kakek
kita pemirsa, maklum, penilis gak ada waktu buat nggambar
sendiri, heheee
          Taraaaaaaaaa!! Akhirnya si Sleeper dateng lagi kehadapan para pembaca sekalian. Setelah lama (sok) sibuk dengan tugas-tugas UAS yang Subhanallah banyaknya, Subhanallah Sulitnya, dan Subhanallah menyita waktunya, akhirnya hari yang dinanti-nanti tiba: yaitu hari dimana si Sleeper dapat tetidur nyenyak berdampingan dengan pasangan hidupnya atau biasa disebut dengan kekasih (Baca : Guling). Selain itu, mulai sekarang sampe 2 bulan kedepan, kayaknya si Sleeper bakalan lumayan eksis nih di dunia maya, maklum kata emak, daripada kelayapan gak tentu arah malah ngabisin banyak duit (padahal gak ada yang bisa diabisin), mending buat beli pulsa modem *tiiiiiiiit* yang paling irit, cuma 45 rebu rupiah perbulan pemirsa.
          Nah, ngomong-ngomong soal ujian nih pemirsa, ada 3 cerita yang agak berbau aneh mungkin, yang gak semua orang pernah ngalamin hal-hal kayak gini, kecuali orang yang agak nggak pinter dan males kayak yang nulis ini,hehehee. Okelah pemirsa, langsung cekidot ke topik pembicaraaaaaaaan. KEMBALI KE LAPTOP!!
          Langsung aja ya pemirsa, ternyata gak salah juga kalo Blog kesayangan gue ini gue kasi nama "Fikri Sleeper". Tanya kenapa-tanya kenapa???? Tau gak apa yang gue lakuin kalo gue lagi ujian dikelas dan kena syndrom "Speechleskologi"?? Mungkin sebelum gue ngejawab pertanyaan para pembaca, gue perlu ngejelasin ke pembaca sekalian apa itu sindrom "Speechleskologi". Sindrom Speechleskologi adalah semacam sindrom kimiawi yang sering menyerang para malesiawan dan malesiawati. Syndrome ini datang ketika para malesiawan dan malesiawati menjalani ujian tulis maupun lisan di dalem ruangan dan tentunya dijaga ketat oleh orang-orang yang sok gak pernah nyontek waktu masih jaman kuliahnya dulu *Ouups*. Dengan terkena sindrome Speechleskologi ini, sang penderita biasanya merasa kebingungan tentang apa yang akan dituliskan pada kertas kosong yang ada dihadapannya. Mereka bingung memilih huruf mana dari huruf A sampai Z, dan angka berapa dari 0 sampai 9 serta segala aksesorisnya yang layak nangkring dilembar jawaban ujiannya. Orang yang normal akan mengalami suatu kegugupan luar biasa, apalagi kalau melihat salah satu temannya telah menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu dan dengan gaya pamernya berjalan dengan cara menghentak-hentakkan kakinya ke lantai kelas waktu ngumpulin hasil jawabannya. Orang normal juga biasanya mempunyai reaksi-reaksi biologis pada tubuhnya: kadang tubuh sang penderita akan gemetar, telapak tangan berkeringat dan dingin, serta degup jantung yang meningkat. Nah, yang jadi pertanyaan besar adalah : APA YANG SLEEPER LAKUIN WAKTU TERKENA SINDROM SPEECHLESKOLOGI???? Jawabannya sudah bisa ditebak pemirsa, YAP!! mencari ilham dan jawaban di dalam mimpi. Lho???
          Pengalaman selanjutnya nih pemirsa, berangkat dari nasehat dosen Konstruksi Alat Ukur gue yang mayoritas mahasiswa Psikologi angkatan gue bilang kalo si dosen ini cantik abis, fashionable, dan usut punya usut, ternyata si dosen belum nikah alias masih single, beliau bilang kalo ngerjain tugas itu lebih baik di cicil  sedikit demi sedikit. Katanya sih layaknya peribahasa Jawa yang (kalo gak salah) berbunyi "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit" atau peribahasa Inggris yang berbunyi "Alon-alon waton kelakon" atau (lagi) peribahasa yunani yang mengatakan bahwa "Witing trisno jalaran soko kulino" Loh? Ngawur!! Intinya simpel aja sih sebenernya, yaitu Mahasiswa dan seluruh pelajar di Indonesia tidak dianjurkan untuk menerapkan SKS dalam belajar. Kalian tau SKS? Yap! Sistem Kebut Semalam, atau lebih parah lagi, SKS adalah Sistem Kebut Sejam, atau Semenit mungkin??
          Parahnya nih pembaca, nasehat sang dosen cantik ternyata hanya bisa berlaku untuk orang normal. Kalian tau nggak sih apa alasan si Sleeper lebih memilih SKS daripada AAWK (Baca : Alon-Alon Waton Kelakon)? Alasannya adalah si Sleeper tidak mempunyai cukup konsentrasi ketika harus serius ngerjain tugas kalo gak ada suatu ancaman yang mengatakan bahwa BESOK PAGI TUGAK UDAH HARUS DIKUMPULIN. Dalam artian, kalo jadwal ngumpulin tugasnya masih lama, ternyata fesbuk sama twitter pengaruhnya jauh lebih besar daripada tugas. Nah loh, ini sebenernya kelainan genetik apa salah pergaulan sih??
          Sudah. Itu dulu pemirsa, intinya adalah gue sekarang udah kembali ke dunia blog gue, udah kagak ngglutek di dunia tugas kuliah lagi. Seandaenya disuruh ngomong nih, seberapa tinggu kejenuhan gue ngadepin semester 4 ini, gue bakalan tanya balik sama si penanya, emang patokan mentok paling tinggi berapa? Itulah yang gue pilih. Hikmah yang bisa gue ambil neh pemirsa, bahwa Tuhan nggak akan ngasi cobaan pada hambaNya melebihi kemampuan yang dimiliki hamba tersebut. Terbukti kan, saat gue berada di titik jenuh paling tinggi, Tuhan menyudahi cobaanNya (Baca : Tugas Kuliah). Okelah, semoga di semester 4 ini gue dapet ending yang bagus, sperti yang gue dan ortu gue inginkan pastinya, soalnya (gue kasih bocoran nih) semester kemaren, ending semesteran gue lumayan tidak diharapkan pemirsa, semoga gak terulang lagi ya... Amiiiiiin.

Bawang Merah dan Bawang Putih episode 1

          Gue punya adek, namanya Anwar. Gue berani taruhan, siapa aja yang tau tentang gue sama adek gue, pasti gak akan percaya kalo dia adek gue. Percaya pun mungkin orang itu bakalan bilang kalo gue sama adek gue itu terbilang "Bainas Sama' Was Sumur". Dalam artian, adek gue sebagai "Sama'"nya, dan gue sebagai "Sumur"nya. Sebagai Sama', pastinya dia punya banyak banget kelebihan dan kebaikan yang disandang daripada sumur. Kalo ibarat film bawang merah dan bawang putih, gue udah pasti jadi bawang merah dan adek gue jadi bawang putihnya. Duh, ngenes banget kan gue ..
Kenyataan kalo adek gue bisa disebut sebagai bawang putih adalah bisa dilihat dari kebiasaannya sehari-hari, yaitu B-E-L-A-J-A-R. Kata yang asing banget di telinga gue, atau bahkan gue jadiin momok dalam keseharian gue, (karena yang biasa gue baca adalah Twitter, Facebook sama Blog gue, hehee). Gak peduli pagi, siang, sore atau malem, kalo ada waktu luang, si adek selalu aja gak pernah absen sama yang namanya buku pelajaran. Kalo gue lagi sirik sama dia, gue bakalan bilang gini: "Makan tuh buku. Atau sekalian aja dijadiin pacar!".
          Kenyataannya juga, adek gue lebih alim dan lebih rajin beribadah daripada gue. Gue sukanya mengulur-ulur waktu buat sekedar sholat 5 waktu, tapi adek gue? Denger adzan aja langsung berhenti belajar, ambil air wudlu dan berangkat kemasjid, padahal gue enak-enakan sholat bentar dikamar. Pernah gue bertanya ke dia soal pentingnya pendidikan (baca:sekolah) daripada pondok (karena dia mondok dipesantren). Dengan nada yang sangat amat mantap sekali, dia jawab gini "Jelas penting pondok lah mbak!". Saat itu juga gue langsung protes, dengan nada menggebu-gebu, gue langsung bilang "Ya lihat situasi dan kondisi lah dek, kadang pondok itu emang harus diutamakan, tapi ya ada waktu dimana kita harus ngedahuluin urusan pendidikan dulu. Sebelum menilai, lihat dulu siyuasi dan kondisinya seperti apa. Contohnya gini, kamu sekarang sibuk dengan ujian pondok, tapi kamu sekarang juga lagi sibuk dengan Ujian Nasional. Ujian pondok bisa nyusul, tapi kalo UN? emang boleh ditunda? Lagian UN juga cuma sekali tok abis itu udah". Setelah panjang lebar gue ceramah, dengan santai sang adek njawab "Udahlah mbak, penting semua kok!". Dan bisa ditebak, seketika itu juga gue langsung sewot "Pokoknya lihat sikon dulu. huh!!". Tau gue sewot, adek gue malah ngomporin gue sambil ngatain gue kalo gue ini adalah manusia yang telah terkontaminasi oleh virus kaum kapitalis. Dan seketika itu gue langsung bungkam.
          Urusan narsis nih, si adek paling anti sama yang namanya difoto. Kecuali foto KTP, SIM, dan KTM tentunya. Sedangkan gue? Foto gue difolder laptop sampe banjir bertumpah ruah (baca:nyampah). Sering banget gue pengen foto sama adek gue yang satu ini, tapi keinginan gue gak pernah dikabulin. Pernah suatu ketika gue nyolong foto sama dia, eh begitu ketahuan, camera yang gue pegang langung dirampas dan foto dia langsung dia DELETE!.
          Bukan itu saja sebenernya, urusan fisikpun gue sama sang adek jauh beda, adek gue orangnya tinggi (layaknya tinggi rata-rata cowok Indonesia), kurus dan item (hehee), sedangkan gue cukup pendek kalo dibandingin sama dia, gue subur, dan gue bisa dibilang putih. Nah lo!!
          Perbedaan yang gue dan adek gue miliki ternyata gak berhenti disitu pemirsa. Bahkan untuk urusan makanan, gue sama adek gue jauh beda. Adek gue suka kentang, gue amit-amit gak suka sama sekali, Gue suka pedes, adek gue yang nggak suka pedes. Gue suka wisata kuliner sambil ngemil gak ada hentinya, adek gue malah dengan santai bilang gini: "Masih banyak yang lebih penting daripada ini mbak!!".
          Dan lagi-lagi gue kena SKAKMAT!!

Menlai orang harus dari segi apa?

foto ini gw ambil dari foto2 temen gw difesbuk.
          kalo ada yang nanyain gue darimana gue harus menilai orang, gue akan jawab dari hatinya. karena itu adalah suatu keharusan. Naha kalo ada yang nanya biasanya gue menilai orang dari segi mananya, itu yang gue bingungkan. Sebenernya bukan masalah bingung sama enggaknya sih, lebih karena gue sadar kalo proses penilaian yang biasanya gue gunakan itu gak selalu bener dan semacam yang seharusnya gak gue gunakan. Gampangnya gue nilai orang itu semacam model 'semau gue' dan 'tergantung mood', huh??
          Gue kadang-kadang nilai orang dari cara mereka menyapa sohibnya dijalan. Entah itu shohib yang 'sohib banget' ato sekedar sohib sebatas 'say hello' aja. Cara nyapa pun ada banyak versinya saudara-saudara sekalian. Orang yang nyapa sohibnya dengan cara tersenyum dan menganggukkan kepala, mendandakan bahwa orang itu bertipe pendiem, gak banyak tingkah dan terkesan culun (ehh). Tapi bisa jadi juga kalo orang yang disapa itu adalah orang yang sangat dihormati, hehee. Artinya, semakin dalam tundukannya, semakin dalem juga keculunan atau kebijaksanaan orang yang disapa. Nah kalo orang yang bertipe sebaliknya, cara nyapanya juga berbeda sob, kalo yang tadi mengayunkan kepala kearah depan dan sedikit menunduk, yang sekarang orang yang justru mengayunkan atau lebih tepatnya menggerakkan kepalanya keatas dengan tujuan menyapa orang yang ditemuin. Orang dengan ciri-ciri ini menurut gue adalah orang yang sombong atau agak sombong lah. Bukan sombong aja sih, kadang orang tersebut termasuk orang yang asyik diajak ngomong alias cerewet, friendly, atau bahkan orang yang urakan. Nah pemirsa, anda termasuk yang mana nih? Kalo penulis sih termasuk pada orang-orang yang bertipe 2. Em.... tapi juga bisa bertipe satu kok kalo yang disapa adalah orang yang sangat dihormati. Yang jelas lihat-lihat kondisi lah..
           Kadang (juga) gue nilai orang itu dari segi penampilan luarnya. Ya seperti yang udah gue sebutin diatas tadi, tergantung mood gue mau nilai orang dari segi mana aja yang gue mau. Kalian tau gak apa yang patut dinilai dari segi luarnya? Yap!! Kebersihan. Nah buat yang ini, gue agak jijik kalo ada orang yang gak mau bersihan, ya paling enggak kan orang itu harus ngejaga kebersihan diri sendiri dulu. Gak apa-apa lah ya mungkin kalo ada orang yang gak rapi, asal yang penting adalah bersih. Tau gak sih, orang yang gak mau ngejaga kebersihan dirinya itu cenderung mempunyai pribadi yang acak-adut dan kurang bisa ngehargain diri sendiri? Lah kalo dirinya sendiri aja gak mau menghargai, gimana bisa ngehargain orang lain coba? Em maksud gue, dengan ngejaga kebersihan kan berarti kita udah menghargai diri kita ini sebagai makhluk yang berharga, bukan sebagai sesuatu yang tak berguna. Sekali lagi itu menurut gue sih pemirsa, setiap orang kan mempunyai pendapat sendiri-sendiri, dan setiap pendapat itu tentunya juga mempunyai alasan yang melatar belakanginya, so gak usah marah ya kalo ada salah satu dari pembaca yang gak suka cara gue mandang seseorang.
         Bukan itu aja, kadang gue menilai orang juga dari cara bicaranya pemirsa. Orang yang pendiem dan sedikit culun akan cenderung gak banyak omong dan suaranyapun lirih. Lirih banget ampe kadang-kadang gak kedengeran kalo mereka lagi ngomong. Buat orang yang ketus dan sedikit sombong, biasanya mereka ngomongnya agak banyak dan bernada menyentak-nyentak. Tujuannya sih satu, mereka takut kalo-kalo sang pendengar gak paham dengan maksud dari apa yang disampaikannya. Nah yagn terakhir ini adalah orang yang bisa disebut dengan orang yang ceria dan cerewet. Ciri-cirinya? Suara mereka biasanya cempreng dengan intonasi yang sangat cepat dan biasanya bersuara agak bersifat 'Loudspeaker'. 
So, termasuk orang yang bagaimanakah anda??

Bicara emang gampang. Lha tindakannya?

Kadang ketika kita melihat teman kita yang sedang menangis, kita akan bertanya kepadanya: "hey, kenapa menangis", dan ketika dia menjawab seperti ini: "aku patah hati,, baru putus sama dia". kita pun kadang-kadang tersenyum prihatin atau malah mengejeknya. pikir kita "alah, kok yo demen nangisi arek lanang.." dan dengan santainya kita berkata seperti ini: "wes talah.. arek lanang gaa usa ditangisi.. belum tentu dia juga nangisin kita, heh!! cewek itu gaa boleh rapuh. cewek itu harus tegar. jangan mau di tindas kaum adam!!" atau begini: "emang sih hal itu menyakitkan... tapi tinggal nunggu waktu kok, pasti nanti juga lupa, meskipun awalnya menyakitkan.." dan " bla bla bal bal......." Dan ketika teman kita tetap menangisi kebroken heartannya, kita akan mikir "oalah arek iki kok yo cengeng banget seeh? gitu ajah nangisnya berhari-hari.."

atau pada kesempatan lain, kita sering dijadikan tempat curhat sama temen-temen kita. soal cowok, pasti!! patah hati, gak bisa dihindari.. Dan saat itu pulalah kita akan meluncurkan petuah petuah yang kita miliki untuk menenagkan sang sahabat. seakan akan, kita lebih bisa mengatasi hal tersebut seandainya kita sendiri yang mengalaminya.

kawan, saya pernah mendengar suatu cerita yang didalamnya menceritakan tentang kisah seorang "Psikolog", seorang konsultan, yang mana 'biasanya' dia mendengarkan keluh kesah pasien dan memberikan dorongan kepada sang penderita yang 'sakit' dengan sesuatu yang telah terpatri dan dipelajari, bahkan telah tertanam betul pada diri sang psikolog tersebut. dia juga tau konsep-konsep 'terapi' yang biasanya dia berikan terhadap pasien-pasiennya. tapi apa yang terjadi ketika dia sendiri yang mengalami 'kesusahan' tersebut? taukah kawan? orang tersebut keadaannya sama dengan pasien tersebut. ilmu yang dia punya-tentang konsep penenangan hati dan fikiran- hilang tak tersisa..

kawan,,, begitu gampangnya kita berbicara, begitu gampangnya kita mencemooh orang yang sedang 'down', seakan akan kita tidak akan seperti dia tatkala kita dihadapkan pada sesuatu yang menyebabkan dia seperti itu, dan, ingatlah kawan.. ternyata memang 'bicara' itu lebih gampang daripada 'menjalani'nya..

Sahabat apa bukan ya?

sahabat, atau???


 Merujuk pada judul yang telah (susah-susah) saya karang diatas, maka dalam isi yang terkandung di dalamnya juga haruslah serasi saudara sekalian. Dibawah ini, saya akan menuturkan beberapa teori tentang “SAHABAT” menurut para ahli (Baca: Para teman saya) dan menurut saya sendiri tentunya sebagai ‘Pemeran Utama’ pada artikel rada gila yang saya luncurkan kali ini. Tak lupa pula saya sertakan rujukan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online), Wikipedia (Online) dan mungkin dari buku-buku tentang Islam yang sempat (baca: disempet-sempetin) saya baca. Oke, tak usah kebanyakan bicara, langsung cekidot kawan  à
  • ·         Pertama-tama yang akan saya cantumkan dalam teori ini (sebagai rakyat yang mempunyai  rasa Nasionalisme yang tinggi) adalah teorinya kamus Besar Bahasa Indonesia (Online), ‘Sahabat adalah : sa·ha·bat n kawan; teman; handai: ia mengundang -- lamanya untuk makan bersama-sama di restoran;. Nah loh, bingung kan? Saya saja bingung gimana ngartiinnya. Tapi sebagai penulis yang baik, saya akan (sok) menjelaskan arti dari teks yang saya peroleh tadi. (Mungkin) maksud dari KBBI (baca: kamus besar bahasa Indonesia) diatas, yang dinamakan sahabat itu adalah seorang teman yang sering nraktir temennya di restoran, berhubung penduduk Indonesia banyak yang berasal dari kalangan menengah kebawah, jadi yang sering nraktir kita diwarung pojok pasar juga bisa disebut dengan sahabat, hehee
  • ·         Kedua adalah menurut Wikipedia yang hasil Copas-annya telah saya sediakan disini. Menurut Wkikipedia, Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Artikel ini memusatkan perhatian pada pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan dan afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka. Kalau boleh mengambil kesimpulan nih, intinya adalah “Sahabat itu adalah seorang yang mempunyai prinsip hubungan ‘Simbiosis Mutualisme’ dalam menjalankan interaksi sosial dengan temannya.
  • ·         Selanjutnya adalah menurut para ahli pertemanan, yakni temen-temen gue. Mayoritar dari mereka mengatakan kalo sahabat itu adalah seseorang yang selalu ada disaat suka maupun duka, ketika suka, mereka ikut senang bersama kita, dan ketika kita sedih, susah atau dalam keadaan yang semua orang tak ingin mengalaminya, orang tersebut tetap bersama kita.
  • ·         Nah, sekarang menurut saya nih (yang paling penting), kalo menurut saya, sahabat adalah perpaduan antara tiga teori tadi (cari aman pemirsa). Saya setuju dah dengan pengertian-pengertian yang disebutin di atas tadi. Tapi pemirsa, kok pengertiannya terkesan Lebay ya pembaca? Marilah kita coba lihat pengertian yang terakhir ini,
·         Menurut buku-buku Islam yang pernah saya baca dan pelajari (entah kapan, tapi saya bener-bener baca dan belajar kok pembaca,  jadi gak usah takut kalo saya ngawur, hehehee), pengertian dari sahabat adalah orang yang hidup pada zaman Rasulullah SAW, yang ternyata setelah saya telisik lebih lanjut, ciri-ciri dari Sahabat Rasulullah itu sama dengan devinisi-devinisi dari narasumber diatas.
Sekarang kita masuk pada permasalahannya pembaca yang budiman. Sahabat Rasulullah mempunyai kriteria-kriteria yang ada pada sahabat, lengap tanpa cacat. Tapi ingat ya pemirsa, itu dulu. Lha kalau sekarang? Apa ada orang yang bisa dijuluki sebagai sahabat? Kalo menurut saya nih pemirsa, GAK ADA YANG PANTES NYANDANG PREDIKAT SAHABAT DIZAMAN SEKARANG. Loh loh loh.... Jangan marah dulu sodara-sodara sekalian, kita luhat dulu apa alasan saya bicara demikian. Alasannya adalah:
  • Kenyataan bahwa sahabat itu HANYA ada pada zaman Rasulullah SAW (inget baik-baik pemirsa)    
  • Teman atau orang-orang yang berada disekitar kita mempunyai 3 kategori dasar, yakni teman yang buruk, teman biasa dan teman yang baik. Nah, kalo ada orang yang menurut sodara derajatnya ada diatas temen baik namanya apa dong dalam hal ini?? Oke, namanya adalah “Temen Baiiiiiiikkk sekali” hehee..
  • Yang terakhir ini adalah juga suatu kenyataan yang telah menunjukkan bahwa sebaik-baiknya orang pada zaman ini, gak ada yang bisa sesempurna menjadi orang dengan devinisi sesuai dengan devinisi sahabat Rasulullah. Nah loh, ada yang mau protes??
Kalau saya boleh berpendapat, padazaman sekarang ini, SAHABAT itu bagaikan BIDADARI. Mengapa seperti itu? Asal sodara tahu ya? Bidadari itu gak ada di dunia ini, yang ada adalah manusia biasa yang kita anggap sebagai bidadari. Contohnya ada seorang laki-laki yang sangat mencintai istrinya, saking cintanya, dia anggep sang istri tersebut sebagai bidadari, padahal sang istri hanyalah manusia bisa, sama sih kayak kita-kita. Begitu juga kasusnya dengan sahabat. Orang yang dikatakan sahabat pada zaman ini tuh sebenernya bukan sahabat. Mereka hanya manusia biasa, gak sesempurna yang digambarkan pada devinisi yang kita ketahui bersama. Itu tak lain hanya suatu bentuk penghargaan kita terhadap orang yang sangat baik terhadap kita tersebut, yang (sekali lagi) namanya bukan SAHABAT pemirsa, tapi TEMAN BAIIIIIIIKKKK SEKALI.
Oke pemirsa, akhirnya saya harap jika ada yang tersinggung dengan tulisan ini saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Saya ini hanya menulis sesuatu apa yang menjadi fikran saya dan apa yang ada pada otak saya. Daripada jadi jerawat kan lebih baik jadi artikel pemirsa. Hehee
Yawes, sekian dari saya. Salam sayang selalu..

(¯`*•.¸♥ HEART vs BRAIN♥¸.•*´¯)

Untuk postingan kali ini, bukan gue yang buat nulis sodara-sodara sekalian, tapi kalo ditanya gue dapet darimana ini tulisan juga gue kagak bisa jawab, hehee.. yang jelas asal muasal tulisan ini adalah dari salah satu folder di PC gue. tak taulah kenapa tiba2 ada tulisan yang gue sendiri gak ngerasa nulis. ya udah, siapapun yang nulis, semoga sang empunya ngizinin gue buat ngeposting ulang. 

 

Suatu hari , saat HEART dan BRAIN sedang berseteru karena suatu hal dan itu CINTA. BIASA TERJADI!! , karena keduanya memang kadang tak sejalan.. apa yang dipikirkan BRAIN tak seperti yang dirasakan HEART.. (--__--")

Dear , HEART..

Memang aku tak pernah bisa PINTAR dalam urusan CINTA, tapi pliss jangan pernah kenang dia lagi. Karena kau hanya buatku cenat cenut dengan apa yang kau perbuat,,,

ttd
BRAIN
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dear Brain

Oke , aku bisa melakukannya. Tapi kamu juga harus berhenti MEMIKIRKAN dia,, itu hanya buatku galau. bagaimana aku bisa berhenti mencintainya kalo kau saja tak pernah berhenti memikirkannya,,

ttd
HEART
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

dear HEART,

bagi ku itu susah ,, karena kau seharusnya yang mengeluarkan dia dari HATI mu dulu dan kemudian aku akan hilangkan semua ingatan tentangnya dari memory ku,, mengerti!

ttd
BRAIN
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dear BRAIN ,

Heh!! aku emang gakk bisa sepinter kamu !! tapi asal kamu tauu bagiku itu juga sulit..memang sesorang bisa hilang dari hidup ini , tapi cintanya tak akan pernah bisaa hilang…aku memang kadang bodoh dalam menerima kenyataan aku masih belum bisa membebaskan hati ini..dan itu buatku sakit sendiri..

ttd
HEART
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dear HEART ,

Bukan , kau tak bodoh,apa yang kau katakan memang benar. butuh waktu untuk bisa melupkannya.. melupkannya?? ohh mungkin kamu takkan pernah bisa melupakannya,,karena akuu sudah terlanjur telah menyimpan semua dalam memory otakku..sepintar pintarnya aku , aku pun kadang tak pernah mengerti tentang apa yang kau rasakan.. Aneh! begitu mudah untukku untuk memahami soal MATEMATIKA daripada memahamimu , HEART,,,

ttd
BRAIN
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dear BRAIN..

aku memang kadang sulit untuk dipahami olehmu , karena aku tak pernah menggunakan LOGIKA dalam memahami suatu hal. tak bisa sepertimu..maaf karenaku , kau yang menanggung semua bebannyaa..saaat aku galau , kau tak pernah bisa berfikir kan??? tolong kuatkan hatimuu ini…

ttd
HEART
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dear Heart ,

tak seperti itu , tapi aku tahu,, apa yang berasal darimu..tulus dan apadanya.. kau tak pernah berbohong .. aku bisa berbohong untuk pikiranku , tapi tak bisa aku membohongi perasaanmu..mari..aku bantuu , aku akan mencoba untuk menguatkanmu , memberi sugesti padamu..berpikir semua AKAN BAIK BAIK SAJA…

ttd
BRAIN
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dear BRAIN,

karena TUHAN menciptakanku untuk tak membohongi diriku sendiri, karena apa? karena aku murni dan semua yang berasal dariku adalah tanpa rekayasa.. Namun, apalah arti aku tanpa dirimu BRAIN? aahh..tak seharusnyaa kita bertengkar seperti ini..kita itu saling melengkapi..dan punya hubungan SIMBIOSIS , dan kuharap itu MUTUALISME samasama saling menguntungkan kita berdua..apa yang terbaik unutk kita sekarang??

ttd
HEART
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dear Heart,

Bagaimana kalo kita berjuang bersama? jangan begini terus.. kita harus mengambil keputusan..jangan sampai waktu kita terbuang karena kita tak sejalan. ayo ini pikiranku yang RASIONAL..bebaskan lah hatimuu, bagaimana kau akan tahu siapa orang yang mencintaimu menyanyangimu , kalo kau sajaa tak memberi celah di ruang hatimu..

ttd
BRAIN
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dear BRAIN,

Baiklah , aku pun merasa begitu, Maaf jika aku sulit untuk kau pahami,, namun percayalah , aku akan slalu membimbing ke mana arah yang benar..percayalah padakuu, segarkan pikiran..hapus semua masalah..dan mari songsong masa depan bersama *ecieeee*

ttd
HEART
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

dear Heart,

Iya,,pasti..aku akan membantumuu…kita saling membantu.. kuatkan dan jaga hatimu..hihih

ttd
BRAIN
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dear BRAIN,

tetaplah BERPIKIR POSITIV , raih yang ingin kau raih,,,aku mendukungmu slalu..dengan penuh Cinta dan Kasih sayang,, selama TUHAN masih ada , Matahari masih bersinar , dan donat masih bulat.. Jangan Menyerah.. Mo the ving to the on MOVING ON bibeeh *eciee*:D

ttd
HEART
¸.•´

_____________________________ (¯`♥´¯) .♥.•¨`*♫
ܓ

Dan akhirnyaa , HEART dan BRAIN damai kembali seperti dulu lagi. Karena “hatiku kuat karena aku tahu kelemahanku , aku pintar karena aku tahu kebodohanku dan aku tertawa karena aku tahu sedihku.. “


Filosofi Hidup Tukang Parkir


          Belajarlah dari tukang parkir. Kau tau kawan? Betapa menarik dan terpujinya prinsip hidup tukang parkir. Profesi yang dalam sejarahnya dipandang sebagai profesi yang ‘semua orang pun bisa’ melakukannya tanpa harus belajar ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, kalkulus, kepribadian, dan hal-hal yang memaksa berputarnya otak untuk mempelajarinya. Kau tahu kawan? Profesi yang pada umumnya dipandang sebagai suatu profesi yang bersifat rendahan, dan hampir semua orang tak ingin dirinya mempunyai profesi ini.
          Belajarlah dari prinsip hidup tukang parkir. Kenapa? Karena. Sebanyak-banyaknya kendaraan yang ada dalam genggamannya, mereka tetap mempunyai keyakinan bahwa barang yang ada dalam genggamanya tersebut adalah barang titipan dari tuannya. Coba kita terapkan dalam kehidupan nyata kita. Seandainya setiap orang dapat menerapkan prinsip hidup tukang parkir yang pertama ini, tak akan ada orang tamak. Sebanyak apapun harta yang dimiliki seseorang, orang tersebut akan sadar bahwa semua itu hanyalah titipan Tuhannya. Mereka akan sadar bawa dalam hakikatnya mereka tidak punya apa-apa di dunia ini. Dan semua hanyalah milik Allah SWT.
          Belajarlah dari tukang pakrir. Mengapa? Karena, tukang parkir selalu mempunyai tanggung jawab tinggi terhadap barang yang menjadi titipan tuannya. Tukang parkir selalu menjaga barang titipan tersebut seperti barangnya sendiri. Mereka tak akan rela ketika ada orang yang ‘menyakiti’ barang titipan tuannya. Mereka akan marah, atau bahkan mengamuk kepada setiap orang yang mencoba untuk mengusik kenyamanan barang tuannya. Dalam kehidupan nyata, begitu banyak manusia yang kerap menyia-nyiakan barang titipan Tuhannya. Setiap orang tersebut, beranggapan bahwa barang yang mereka genggam adalah sepenuhnya milik sendiri. Sehingga mereka merasa semua kekuasaan dan keputusan ada dalam tangannya dan bisa sesuka hati untuk menyia-nyiakan barang yang ada dalam genggamannya,yang akhirnya akan menjadikan bibit-bibit sifat tamak tumbuh dalam diri orang tersebut. Mari kita bayangkan, ketika semua orang mempunyai prinsip hidup tukang parkir yang satu ini, maka semua orang akan memelihara barang titipan Tuhannya dengan sebaik mungkin, dengan tanggung jawab tinggi dan dengan penuh kasih sayang tentuntunya. Karena apa? Karena, jika seseorang mencintai dan menyayangi sesuatu, maka orang tersebut juga akan menyayangi sesuatu yang menjadi bagian dari barang yang ia cintai. Dalam hal ini, ada kata-kata bijak arab yang menyebutkan bahwa ‘Man ahabba syaian, fahuwa ‘abduh’. Maka, ketika seseorang mencintai Tuhannya, mereka juga akan rela untuk menjadi ‘budak’ Tuhannya dengan menjaga titipanNya sepenuh hati.
          Kawan, belajarlah dari prinsip hidup tukang parkir. Mengapa? Mereka tak pernah mengeluh ketika ‘tuhannya’ mengambil kembali barang yang ia miliki. Kapanpun itu. Tak ada sakit hati san amarah dalam dirinya ketika barangnya diambil kembali oleh sang pemilik hakikat barangnya. Coba renungkan, ketika seseorang menangis, menjerit dan mengamuk atas ketakrelaannya akan barang yang dimilikinya ketika diambil oleh Tuhan. Mereka meruntuk, mencela, bahkan beranggapan bahwa Tuhan tak pernah berpihak padanya, Tuhan tak adil, dan Tuhan tak mau mendengar doanya. Hay! Ketika kita beranggapan bahwa Tuhan tak mau mendengar kita, tanpa kita sadari kita telah melecehkan diri kita sendiri. Mengapa? Karena ketika ada seseorang yang menghujat Tuhannya dengan dalih Tuhan tak meu mendengar doanya, orang tersebut akan memandang jika doanya selama ini adalah sia-sia belaka. Lalu apa arti doa kita selama ini? Apa arti dari usaha kita selama ini? Bukankah dengan begitu, kita menganggap diri kita sendiri melakukan suatu hal yang sarat akan kesia-siaan? Hey bung! Orang mana yang mau dilecehkan? 
          Ingatlah kawan, Tuhan selalu ada untuk kita. Siapapun itu. Tak memandang apakah ia presiden ataupun tukang jualan dendeng, mentri ataupun petani, bahkan juga pengemis. Sekarang, tinggal kita menyikapinya seperti apa. Apa kita akan menerima dan merengkuh pelukanNya atau malah lari menjauh dariNya. Tak ada cerita yang menyatakan bahwa Tuhan menjauhi makhluknya, karena yang ada adalah sebaliknya, bahwa makhluk seringkali lupa pada Sang Khalik. So, tak ada alasan untuk mengeluh. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari segala hal. Dengan satu syarat tentunya, yaitu “ketika kita mau memandang suatu hal entah itu hal baik maupun hal buruk dari sisi positifnya” 

kalo gue nulis buku atau novel, judulnya "Sambutan Pengarang"

Oke pembaca sekalian, mungkin sebelum gue ngeposting tulisan yang aneh-aneh, gue pengen cerita dulu nih tentang gimana kronologi lahirnya blog gue ini. Ceritanya sangan simpel sekali sih pembaca, (hiperbola-red) berawal dari banyaknya temen-temen gue yang promosiin akun blognya yang (sumpah) keren abis. Jadi ceritanya nih, gue iri sama mereka. Semacam gengsi lah kalo semua temen gue pada punya blog sendiri, kenapa gue gak punya?. Nah itu yang pertama pemirsa, yang kedua tuh ceritanya pagi tadi ada temen sekamar gue yang lagi ribet buat nge-desain blog barunya. Waktu gue tengok ke arah laptopnya, eh ternyata blognya lumayan juga. Padahal kalo gue prediksi, dia jauh lebih gaptek daripada gue (nah, sebenernya yang gaptek gue apa dia??), padahal gue sadar sih kalo gue sebenernya juga gaptek. Nah, untuk memenuhi kebutuhan kesehatan psikologi gue, dan buat mempetahanin persepsi yang udah nancep di otak gue tentang derajat ke-gaptek-an yang udah gue sebutin tadi, akhirnya gue bertekad buat akun di blog deh pada saat itu juga. Huffffft, untung sama Yang Maha Kuasa di izinin (Alhamdulillah).
Setelah searhcing di perpustakaannya mbah Gugel yang super duper lengkap (ngalah-ngalahin perpustakaan negara sebenernya), akhirnya jadi deh blog gue yang gue kasih nama sama dengan nama asli gue :
Ø  ‘Fikri’ : Berasal dari bahasa Yunani yang gue pun gak tau apa arti sebenernya dari nama gue (entar deh gue tanyain ke emak gue kalo gue lagi pulang kampung). Yang jelas, itu nama gue asli sob, note-nya, gak usah dikasih kata ‘ah’ dibelakangnya. Walaupun gue ber-gender cewek nih, untuk urusan nama, gue ngikut apa kata ortu gue dah. Inget ya, FIKRI. Bukan FIKRIYAH.
Ø  ‘Sleeper’ : Nah, kalo yang ini, katanya berasa dari bahasa Inggris pemirsa. Buat artinya, belum gue tanyain ke temen gue yang ngasih gue jabatan sebagai Sleeper dikelas (waktu SMP). Sebenernya bukan nama ‘Sleeper’ yang mereka anugerahkan ke gue, tapi ‘Sleeping’. Dan setelah gue pikir-pikir seribu kali (sumpah pembaca, gak akan kurang dari itu), kayaknya aneh juga kalo blog ini gue kasih nama ‘Fikri Sleeping’. Setau gue nih (karena gue goblok banget, apalagi soal bahasa inggris) Sleeping itu kata kerja. Nah, jadi akhirnya gini deh, maksud gue mau ngasih nama ‘Fikri si tukang tidur’ (alay) dan TARAAAA... akhirnya ‘Sleeper’ yang jadi sasaran.
Ceritanya (lagi) nih pemirsa, gue sempet bertanya-tanya sendiri ke lubuk hati gue yang paling dalem sedalem samudera Atlantik, “Ngapain juga ini blog gue kasih nama ‘Fikri Sleeper’? “. Dan 5 detik kemudian gue langsung dapet jawabannya (soal ini gue cerdas pemirsa). Alasan pertama gue adalah, gue udah puyeng banget nyari nama blog yang sreg di ati gue. Dan ternyata sekarang gue baru sadar kalo ternyata ngarang nama itu merupakan suatu hal yang super duper sulit. Jadi nih pemirsa, akhir dari pergulatan gue dengan masalah nama ini berakhir pada penjiplakan nama yang dikasih ortu sama temen gue. Alasan yang kedua adalah suatu kenyataan pembelaan atas kebodohan yang gue derita. Gue pikir, nama yang ortu kasih ke kita itu adalah suatu ‘Doa’ buat kita sodara-sodara. Nah, berhubung sama ortu gue udah di doain lewat nama gue, jadilah nama itu gue banggain dan (juga) gue jadiin sebagai nama blog gue. Gue pikir, entar juga doa ortu gue bisa mrembet ke blog gue juga, heheee. Pembelaan selanjutnya adalah keyakinan gue sendiri tentang nama ‘Sleeping’ yang dikasih temen gue waktu SMP. Gue pikir nama panggilan atau semacam julukan yang dikasih temen ke kita itu merupakan suatu panggilan sayang mreka kepada kita sodara-sodara. Dan gue pikir, kalo emang itu merupakan panggilan sayang temen-teman gue waktu SMP, kenapa musti ditolak? Toh dengan panggilan sayang tersebut, temen-temen gue bisa inget terus sama gue. Dan kalo dipikir ulang, kayaknya gak salah juga mereka ngasih nama gue dengan julukan ‘Sleeping’, hehee
                Dan ujung-ujungnya, gue harap para pembaca jangan langsung nge-judge dan ngasi modelling ke blog gue ini sebagai blog yang alay ya pembaca sekalian. Kata orang bijak, jangan menilai sesuatu dari segi luarnya saja. Artinya, lihat dan ketahui dulu apa isi yang melatarbelakangi ke-alay-an tersebut. Gue kira sekian dulu pemirsa, gue cekidot dulu ke kerjaan gue yang udah protes dari tadi.
                Salam dari gue, seekor mahasiswa bodoh yang hobi tidur :)

seandainya gue nulis makalah, namanya itu 'KATA PENGANTAR'

Dari mana dulu nih gue harus nulis? yang jelas, pertama gue kudu wajib (gak ada sunnah-sunnah segala) bersyukur pada Tuhan yang selama ini gue sembah (dan semoga jadi Tuhan gue sampe akhir hayat-- Amin). karena, atas berkat rahmat Allah YME, blog yang gue kasi nama "Fikri Sleeper" undah terbit dan siap tampil dihadapan saudara-saudara kelaian. coba kalo ternyata Dia gak ngijinin gue buat daftar blog, pasti dah nih blog gak akan tampil dan gak akan bisa dibaca sama sodara-sodara sekalian. So, silahkan bersyukur ye buat para pembaca yang udah sempet baca (atau lebih tepatnya disempet-sempetin baca blog ini karna gue paksa) blog gue ini. kan awal mulanya dari restu Tuhan juga. hehehee..
Yang kedua, (setelah bersyukur) gue harus ngucapin terimakasih nih buat ortu gue yang sangat gue sayang (serius), buat pak rektor, dekan fakultas, kepala jurusan, para dosen, asisten dosen, asinten lab, dan teman-teman sekalian yang ikut berperan serta dalam rangka penyempurnaan makalah gue ini (eh, lagi-lagi gue nyontek lagi kemakalah yang baru aja gue kerjain, hahaa.. harap maklum pemirsa, wong saya ini mahasiswa bodoh yang tiap hari dibanjirin tugas mulu biar kapok). oh, maksud gue bukan makalah pemirsa, tapi blog ini nih, udah selesai kan? makanya silahkan dibaca! gak haram kok. Sumpah!! buat nama dan jabatan yang udah gue sebutin diatas tadi, MAKASIH YEEEE...
Dan akhirnya seperti ini lah pemirsa, (PEMBACA-red) ternyata nasib gue nyangkut di blog yang semoga bisa gue jadiin sebagai 'Diary' kehidupan gue (maklum pembaca, kocek gue udah terlalu tipis kalo harus beli buku diary yang warna dan desainnya keren). Juga semoga blog ini bisa gue jadiin sebagai media buat numpahin semua inspirasi tolol nan bodoh yang selama ini gue sandang dan produksi, juga sebagai media buat gue dalam rangka mencaci maki orang yang gue benci (eh? sadis amat, yang terakhir gak usah dimasukin ati ya pemirsa...).
Okelah pemirsa, kita tunggu saja, postingan tolol apa yang bakalan gue torehkan di blog gue yang (sumpah) jadul sekali ini.. kritik dan saran pembaca sekalian sagat gue harepin loh. (tapi plis pemirsa, jagan bernada menghina ya?). dan lagi-lagi (sama dengan isi makalah yang barusan gue ketik) saran dan kritik yang pembaca tinggalin entar, bakalan gue jadiin sebagai 'bahan dasar' buat kebaikan pada postingan-postingan selanjutnya. cukup itu saja pemirsa, Salam cinta dan sayang dari gue :)