Global Var

Dekapan Hujan

Aku memang membenci hujan. Tapi terkadang, rintikannya justru sangat membantuku untuk menumpahkan golak rasa yang telah kurangkum dalam air mata. Suatu kesamaan yang sangat kontras dan serasi; air hujan dan air mata. Memang, terkadang air mata kerap bersikap manja dan tak mau sendiri. Dan teman yang sangat ia inginkan sebagai pendamping adalah rintik hujan. Sedu-sedan mungkin akan menemani gerimis tipis disuatu saat, tapi kelebatan hujan juga akan mengundang tangis yang semakin keras.

Aku sering memaki hujan, ketika aku ingin bercumbu dengan kerlipan senja disuatu sore. Tapi terkadang aku justru memanggil hujan untuk menemani kekosongan hati yang beranjak meluas.  Hujan memang memperparah kekeruhan hati, tapi juga akan mempercepat datangnya antiklimaks yang akan menyusul setelahnya. Aku tahu, seiring dengan meredanya desingan jarum hujan, kesesakan dadapun akan melonggar juga.

Seperti ini, ketika tangisan tak lagi menjadi keinginan. Ketika tangisan tak lagi berkedudukan sebagai pengisi waktu luang. Seperti ini, ketika tangisan nyatanya telah menjadi sesuatu yang lebih intim, yaitu kebutuhan. Ketika luapan emosi tak lagi mempunyai celah selain melalui keenceran air yang terkucur dari sudut mata. Dan seperti ini, satu-satunya alunan suara yang dapat dijadikan sebagai musikalisasi tangis yang sarat makna adalah hujan. Sekali lagi hujan.

Ketika bercinta dengan hujan, aliran beningnya akan sedikit mendinginkan lelehan air mata yang mendidih. Ketika bercumbu dengan hujan, dekapannya akan menjadi selimut lembab tahan api. Ketika memeluk hujan, tusukannya akan memperkuat emosi yang mengambang tak jelas arah. Seperti itu, aku tak lagi membutuhkan payung pembatas aku dengan hujanku, atau sekedar mantel hujan yang justru akan membuatku pengap ditengah kedinginan. Seperti itu, aku ingin menyatu dengan hujan.

Akhirnya kudongakkan wajahku ke atas. Menantang hujan dengan senjata cucuran lahar panas dari sudut runcingan mata. Kubuka kelopaknya, dan kubiarkan keduanya beradu dalam arena bundaran coklat iris dan pupil yang beku memenjara. Kubisikkan kata selamat datang untuk rintiknya, dan kubiarkan mereka melakukan tugasnya.....