Aku
memang membenci hujan. Tapi terkadang, rintikannya justru sangat membantuku
untuk menumpahkan golak rasa yang telah kurangkum dalam air mata. Suatu
kesamaan yang sangat kontras dan serasi; air hujan dan air mata. Memang,
terkadang air mata kerap bersikap manja dan tak mau sendiri. Dan teman yang
sangat ia inginkan sebagai pendamping adalah rintik hujan. Sedu-sedan mungkin
akan menemani gerimis tipis disuatu saat, tapi kelebatan hujan juga akan
mengundang tangis yang semakin keras.
Aku
sering memaki hujan, ketika aku ingin bercumbu dengan kerlipan senja disuatu
sore. Tapi terkadang aku justru memanggil hujan untuk menemani kekosongan hati
yang beranjak meluas. Hujan memang memperparah kekeruhan hati, tapi juga
akan mempercepat datangnya antiklimaks yang akan menyusul setelahnya.
Aku tahu, seiring dengan meredanya desingan jarum hujan, kesesakan dadapun akan
melonggar juga.
Seperti
ini, ketika tangisan tak lagi menjadi keinginan. Ketika tangisan tak lagi
berkedudukan sebagai pengisi waktu luang. Seperti ini, ketika tangisan nyatanya
telah menjadi sesuatu yang lebih intim, yaitu kebutuhan. Ketika luapan emosi
tak lagi mempunyai celah selain melalui keenceran air yang terkucur dari sudut
mata. Dan seperti ini, satu-satunya alunan suara yang dapat dijadikan sebagai
musikalisasi tangis yang sarat makna adalah hujan. Sekali lagi hujan.
Ketika
bercinta dengan hujan, aliran beningnya akan sedikit mendinginkan lelehan air
mata yang mendidih. Ketika bercumbu dengan hujan, dekapannya akan menjadi
selimut lembab tahan api. Ketika memeluk hujan, tusukannya akan memperkuat
emosi yang mengambang tak jelas arah. Seperti itu, aku tak lagi membutuhkan
payung pembatas aku dengan hujanku, atau sekedar mantel hujan yang justru akan
membuatku pengap ditengah kedinginan. Seperti itu, aku ingin menyatu dengan
hujan.
Akhirnya
kudongakkan wajahku ke atas. Menantang hujan dengan senjata cucuran lahar panas
dari sudut runcingan mata. Kubuka kelopaknya, dan kubiarkan keduanya beradu
dalam arena bundaran coklat iris dan pupil yang beku memenjara. Kubisikkan kata
selamat datang untuk rintiknya, dan kubiarkan mereka melakukan tugasnya.....
Posting Komentar