Global Var

Surat Cinta untukmu, Kekasih

Pernah terlintas untuk menuliskan rasa cintaku kepadamu, Kekasih. Tapi aku bukan manusia dengan sejuta kosa kata yang pantas untuk menggambarkan golakan rasa pada diri ini. Entah. Di sini, di dada ini, ada bermacam gejolak yang tak kuketahui maknanya, ada beribu warna yang tak kuketahui kepastian dan kejelasannya. Aku tak bisa menuliskan semuanya, tapi aku bisa merasakannya, Kekasih. Percayalah!

Kekasih, rasa cinta yang aku derita tidak ubahnya dengan kesakitan dan keperihan, walau terkadang berwujud kebahagiaan pula. Kekasih, jangan pernah menuliskan sesuatu yang tak pernah aku berikan kepadamu, itu yang aku mau. Tapi, bagaimana kau tahu apa yang aku mau jika aku tak mengatakannya kepadamu? Bukankah begitu, Kekasih?

Kekasih, mungkin yang kau lihat saat ini adalah suatu bentuk pemberontakan atas dasar kebencianku kepadamu. Taukah kau, Kekasih, aku hanya terlalu bodoh untuk mengekspresikan rasa cintaku. Aku hanya terlalu tak tahu bagaimana caranya mencintai dengan benar, dan masih banyak lagi.

Kekasih, dengan surat ini, aku ingin suatu hari kelak kau tahu apa yang sebenarnya sedang aku derita. Melalui surat kecil ini, aku ingin suatu hari kau mengerti apa yang selama ini aku rasa. Melalui surat usang ini, aku ingin kau tahu jika wujud dari rasa cintaku selama ini adalah kepalsuan. Aku ingin kau tahu jika aku telah terkurung oleh genangan hitam sekelam kopi malam.