Global Var

Aku, Kau, dan Kita

Kawan, kita bisa berteman hanya ketika kita bisa menyisipkan toleransi di antara posisi kita yang berbeda. Kau tahu kawan, Aku bukanlah Kau, Kau juga bukan Aku. Kita bukan Aku atau Kau. Kita adalah Kita. Aku adalah Aku. Dan kau adalah Kau. 

Kawan, ketika aku adalah Aku, aku ada dengan segala apa yang melekat pada diriku. Diriku satu, dengan segala tetek-bengek kelebihan serta kekuranganku. Aku tak seperti Kau, Kawan. Aku berbeda dengan Kau. Terkadang ada suatu kesamaan dalam diri kita. Tapi kesamaan itu tak selanjutnya bisa mengubah Aku menjadi Kau, atau sebaliknya. Aku tetap Aku, dan kau tetap Kau. Begitu juga keadaanmu ketika aku membahas kau adalah Kau.

Kawan, ketika kita tidak bisa berteman, itu artinya ada kondisi dimana kita tidak dapat lagi memposisikan toleransi di antara kita untuk salaing mengerti. Ketika aku tak bisa berteman denganmu, berarti aku tak bisa menerima perbedaan yang membentang di antara kita. Sesuatu seperti itu, Kawan, jangan kau sebut sebagai pertemanan. Itu bukan pertemanan, tapi permusuhan.

Tapi Kawan, ketika kita telah bisa menerima, menghormati dan menghargai wujud perbedaan diantara kita, ketika kita telah berhasil membangun jembatan kepercayaan untuk tetap saling bersama dalam keberbedaan, itulah Kita dalam pertemanan.

Kawan, dalam suatu ikatan pertemanan, ada keselarasan Aku dan Kau yang biasa mereka sebut sebagai Kita. Tali 'kita' itu terdiri atas dua kubu oknum yang berbeda; Aku dan Kau. Dan kita tak lagi sebagai Aku dan Kau.

Kawan, kita tak lagi berwujud Aku dan Aau saat bersama. Diri yang kita bawa adalah Aku dan Kau, tapi ketika kita bersedia untuk mengaitkannya dengan rajutan yang unik nan menggairahkan, sebutlah kita sebagai Kita. Dan yang harus selalu kau ingat, Kawan, bahwa Aku, Kau, dan Kita adalah berbeda...