Global Var

Tingkat Kecantikan apa Tingkat Kesetiaan?

Berlanjut dari salah satu status postingan iseng saya di fesbuk, yang ternyata banyak yang menyukai topik tersebut, dan saya rasa emang seperti itu. Kurang lebih isinya seperti ini:
Gak habis fikir sama orang yang pada bangga sama koleksi mantan yang banyak.. mungkin tolak ukur mereka adalah kecantikan: bisa gonta ganti pacar sesuka 'udel'nya.. tapi tolak ukur saya bukan kecantikan, tapi kesetiaan: semakin sedikit mantan (apalagi nggak punya mantan), berarti dia semakin setia :)
 
Ini bukan cerita yang tiba-tiba muncul dikepala saya atau dari novel yang kerap saya baca, tapi cerita ini asli berawal dari pengalaman saya saat duduk bersebelahan dengan tersangka (baca: cewek yang hoby mengoleksi mantan) saat kuliah berlangsung dikelas. Tergambar jelas diwajah mereka (karena nggak cuma satu tersangka saja) jika mereka bangga dengan kedudukan mereka yang sering gonta ganti pacar. Nggak jelas juga apa yang melatarbelakangi mereka mempunyai fikiran seperti itu, karena yang jelas mereka adalah tipe orang yang nggak suka mikir 'susah'. Maunya hidup itu ya dibuat hepi aja, GAK USAH RIBET. Gitu aja kok repot.
Mendengar selentingan demi selentingan yang mereka lontarkan, saya jadi berfikir (semoga aja fikiran saya benar), mungkin yang mereka jadikan tolak ukur dari peristiwa gonta-ganti pasangan itu adalah KECANTIKAN. Ya, mengapa saya berbicara seperti itu? Karena saya melihat jika para tersangka mempunyai wajah yang cantik dan didukung dengan fisik yang memukau. Saya fikir nggak salah juga jika banyak laki-laki yang ngantre buat jadi pacar mereka. Orang cantik itu gampang cari pasangan, satu putus, tinggal ganti dan milih pasangan pengganti yang sesuai dengan hatinya. Bahkan terkadang belum putus pun udah banyak yang ngantri. Nah loh???
Memikirkan alasan dari mereka gonta-ganti pasangan pun tiba-tiba muncul pemikiran yang lain tentang hal itu: Terus, bagaimana dengan KESETIAAN mereka? Begitu gampangkah seseorang untuk meloncatkan hatinya dari orang satu ke orang yang lainnya? Ehm, sori ya sebelumya, saya tidak mengklaim kalau apa yang mereka lakukan itu salah. Itu semua hak mereka dong, ngapain juga kita harus ikut campur, iya nggak? Saya cuma tiba-tiba menganggap kalau topik ini bagus untuk dibicarakan, tetap dengan menyembunyikan identitas tersangka tentunya untuk menghormati mereka.
Menurut pandangan saya nih, orang yang tingkat kesetiaannya tinggi itu susah untuk berganti pasangan. Seandainya putus cintapun, setidaknya ada jeda panjang untuk bisa dapet penggantinya, nggak sukur nampa orang yang ada disekitarnya. Emmm... jadi saya membuat semacam hukum dari kesetiaan gitu deh, sedikit nyuplik dari perkataan hukum pasar, bahwa semakin sering orang berganti-ganti pasangan, maka semakin rendah tingkat kesetiannya, begitu juga sebaliknya.
Sedikit share dan pengen tuker fikiran sama pembaca aja sih sebenernya, mungkin ada yang punya pandangan dari sudut yang lain? atau ada tulisan lain yang ada hubungannya sama tulisan saya kali ini? Ya monggo dikasi linknya di comment buat saya. Terimakasih :)

Ditulis dimarkas utama penulis,
Malang, 07 September 2012 16.25 Sore